
Peluang Bisnis PLTS Apung di Indonesia
Peluang Bisnis PLTS Apung di Indonesia
Indonesia sudah membuktikan bahwa PLTS apung bukan lagi sekadar rencana. Proyek Cirata di Jawa Barat dengan kapasitas 192 megawatt peak sudah beroperasi sejak 2023 dan kini menjadi PLTS apung terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini menunjukkan bahwa teknologi ini bisa berjalan, bisa dibiayai dalam skala besar, dan bisa memasok listrik yang stabil ke jaringan nasional.
Keberhasilan pertama ini membuka pintu untuk lebih banyak proyek. Di seluruh Indonesia ada ribuan waduk dan danau tenang yang cocok untuk PLTS apung. Kajian menunjukkan potensinya lebih dari 20 gigawatt. Pemerintah pun sudah menargetkan 5 gigawatt PLTS apung terpasang pada 2030. Sinyal ini jelas bagi pengembang, investor, dan pembeli listrik industri bahwa pasar ini akan tumbuh.
Bagi dunia usaha, peluangnya sangat beragam dan praktis. Pemasok panel surya, pelampung, dan sistem jangkar akan menghadapi lonjakan permintaan. Perusahaan konstruksi dan teknik akan mendapat kontrak baru seiring proyek bergulir di berbagai daerah. Penyedia jasa pembersihan, inspeksi, dan pemantauan digital bisa membangun bisnis berulang seiring kapasitas terus bertambah. Bank dan investor bisa ikut serta lewat obligasi hijau, joint venture, atau ekuitas yang memberi hasil stabil.
Industri yang boros energi juga bisa mengambil manfaat besar. Pabrik atau tambang di dekat waduk bisa mengamankan pasokan energi terbarukan lewat perjanjian pembelian listrik jangka panjang. Artinya harga listrik stabil sampai sepuluh tahun ke depan, perencanaan biaya lebih mudah, dan kepatuhan terhadap standar keberlanjutan global lebih terjamin. Untuk eksportir, sumber energi terbarukan seperti ini sudah menjadi bagian dari biaya bisnis yang harus dipenuhi.
Dari sisi teknis, keunggulannya jelas. Panel yang ditempatkan di atas air lebih sejuk sehingga kinerjanya lebih tinggi. Ketika PLTS apung dipasang di waduk yang sudah ada pembangkit tenaga airnya, kombinasi ini membuat pasokan lebih seimbang dan jaringan transmisi lebih optimal. Bagi dunia usaha, hal ini berarti kepastian bahwa kontrak energi terbarukan akan benar-benar andal.
Biayanya juga semakin masuk akal. Dulu PLTS apung dianggap lebih mahal daripada PLTS darat, tapi seiring semakin banyak proyek yang dibangun, selisih biayanya makin tipis. Cirata sudah menunjukkan bahwa secara finansial PLTS apung bisa bersaing dengan sumber energi terbarukan lain di Indonesia. Bagi perusahaan yang mencari kepastian biaya energi, stabilitas dan skalanya yang paling penting, dan PLTS apung bisa memberikan keduanya.
Dampaknya menjalar ke banyak sektor lain. Perusahaan transportasi dibutuhkan untuk mengirim peralatan. Perusahaan teknologi sedang membangun platform digital untuk memantau kinerja. Konsultan lingkungan memberi masukan soal kepatuhan dan pelaporan keberlanjutan. Usaha lokal menyuplai material dan tenaga kerja. PLTS apung bukan hanya proyek energi, melainkan ekosistem bisnis yang menyentuh banyak bidang.
Bagi pengambil keputusan, pertanyaannya bukan lagi bisa atau tidak, melainkan kapan dan bagaimana terlibat. Bentuknya bisa investasi, pembelian energi, atau masuk ke rantai pasok. Setiap langkah memberi peluang memperkuat kinerja keuangan, reputasi, dan posisi pasar. Dengan Cirata yang sudah berjalan, target ekspansi yang jelas, serta keunggulan teknis yang nyata, PLTS apung sudah siap menjadi peluang bisnis yang nyata dan berkembang di Indonesia.
Share:
Jika Anda menghadapi tantangan dalam air, limbah, atau energi, SUPRA siap mendukung. Tim kami membantu meningkatkan keandalan, memastikan kepatuhan, meningkatkan efisiensi, dan mengendalikan biaya. Bersama, kita menentukan fase layanan lifecycle yang paling sesuai untuk kebutuhan proyek Anda.